Wah, sudah bulan Mei. Sebentar lagi Juni dong, lalu Juli, lalu Agustus dan seterusnya.
Sebenarnya saya beberapa kali mencoba untuk update blog lebih sering lagi, tapi ujung-ujungnya adalah masuk draft.
Kenapa masuk draft? Karena saya menulis terlalu panjang lebar dan membuat saya tidak 'pas' ketika mau publish.
Problema saya dalam menulis (disamping memang pemalas :p) dari dulu sampai sekarang yaitu saya cenderung terlalu detail dalam menceritakan sesuatu.
Ya, saya ingin menulis singkat namun mendalam, tapi selalu gagal.
Saya masih ingat saat masih SD saya suka menulis cerpen. Tapi cerpen tersebut rasanya tidak patut disebut dengan cerita pendek karena saya menulisnya terlalu detail sehingga panjaaang. Misalnya, cerita tentang seorang anak yang selalu juara dikelasnya. Dalam cerpen tersebut saya akan menceritakan detail tentang karakter anak tersebut. Begitu pula dengan hal-hal remeh lainnya, contohnya anak tersebut berangkat sekolah naik sepeda. Saya akan menceritakan mengapa anak tersebut memilih naik sepeda ke rumahnya, sepedanya warna apa, merknya apa, selama perjalanan ke sekolah dia menemukan apa saja di jalan, dan lain sebagainya.
Begitu juga dalam blog ini, ada beberapa cerita yang ujung-ujungnya masuk draft.
Dulu, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, pasti seringkali kita disuruh menulis cerita tentang apapun (cerita habis liburan semester, cerita tentang cita-cita, cerita tentang apapun lah). Biasanya adalah kita disuruh menulis cerita dengan ketentuan tertentu, misalnya minimal 1 halaman. Nah, saya pasti tidak akan mengalami kesulitan dalam menulis cerita, bahkan saya bisa menulis hingga bablas melebihi ketentuan. Beberapa teman sering bergumam, "duh, saya nulis apalagi ya?". Saya hanya akan mengerutkan dahi sambil membatin, "ya tulis aja apa yang pingin kamu ceritakan ke bu guru".
Sayangnya sih, semenjak SMP saya jadi malas menulis lagi (nah, kayak gini ini saya sebenernya ngempet gak cerita kenapa malas menulis semenjak SMP). Oke, saya jadi cerita karena ada semacam dorongan saya harus menjelaskan alasan. Semenjak SMP saya lebih keranjingan baca komik dan novel karena punya teman sekelas hobi banget baca komik dan novel yang baik hati banget minjemin koleksi-koleksinya ke saya. Jadi hobi banget tuker-tukeran koleksi buku. Tuh kan, saya jadi menuliskan alasan gak suka nulis lagi padahal dunia gak pingin tahu kenapa saya jadi gak suka menulis saat SMP..
Intinya sih saya pingin belajar menulis minimalis tapi mendalam. Yang penting-penting aja gitu yang ditulis, tapi kadang merasa ada yang kurang kalau tidak menulis detail.
Hmmm..oke, mari mencoba menulis singkat. Dan satu hal yang penting adalah istiqamah menulis (duh, ini kan indikator dalam penelitian saya, kok jadi nongol disini, kenapa juga jari-jari saya ngetik itu).
Kalau begini saya jadi mikir, detail dan bertele-tele (dalam kasus saya) jadi beda tipis deh? :(
Sebenarnya saya beberapa kali mencoba untuk update blog lebih sering lagi, tapi ujung-ujungnya adalah masuk draft.
Kenapa masuk draft? Karena saya menulis terlalu panjang lebar dan membuat saya tidak 'pas' ketika mau publish.
Problema saya dalam menulis (disamping memang pemalas :p) dari dulu sampai sekarang yaitu saya cenderung terlalu detail dalam menceritakan sesuatu.
Ya, saya ingin menulis singkat namun mendalam, tapi selalu gagal.
Saya masih ingat saat masih SD saya suka menulis cerpen. Tapi cerpen tersebut rasanya tidak patut disebut dengan cerita pendek karena saya menulisnya terlalu detail sehingga panjaaang. Misalnya, cerita tentang seorang anak yang selalu juara dikelasnya. Dalam cerpen tersebut saya akan menceritakan detail tentang karakter anak tersebut. Begitu pula dengan hal-hal remeh lainnya, contohnya anak tersebut berangkat sekolah naik sepeda. Saya akan menceritakan mengapa anak tersebut memilih naik sepeda ke rumahnya, sepedanya warna apa, merknya apa, selama perjalanan ke sekolah dia menemukan apa saja di jalan, dan lain sebagainya.
Begitu juga dalam blog ini, ada beberapa cerita yang ujung-ujungnya masuk draft.
Dulu, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, pasti seringkali kita disuruh menulis cerita tentang apapun (cerita habis liburan semester, cerita tentang cita-cita, cerita tentang apapun lah). Biasanya adalah kita disuruh menulis cerita dengan ketentuan tertentu, misalnya minimal 1 halaman. Nah, saya pasti tidak akan mengalami kesulitan dalam menulis cerita, bahkan saya bisa menulis hingga bablas melebihi ketentuan. Beberapa teman sering bergumam, "duh, saya nulis apalagi ya?". Saya hanya akan mengerutkan dahi sambil membatin, "ya tulis aja apa yang pingin kamu ceritakan ke bu guru".
Sayangnya sih, semenjak SMP saya jadi malas menulis lagi (nah, kayak gini ini saya sebenernya ngempet gak cerita kenapa malas menulis semenjak SMP). Oke, saya jadi cerita karena ada semacam dorongan saya harus menjelaskan alasan. Semenjak SMP saya lebih keranjingan baca komik dan novel karena punya teman sekelas hobi banget baca komik dan novel yang baik hati banget minjemin koleksi-koleksinya ke saya. Jadi hobi banget tuker-tukeran koleksi buku. Tuh kan, saya jadi menuliskan alasan gak suka nulis lagi padahal dunia gak pingin tahu kenapa saya jadi gak suka menulis saat SMP..
Intinya sih saya pingin belajar menulis minimalis tapi mendalam. Yang penting-penting aja gitu yang ditulis, tapi kadang merasa ada yang kurang kalau tidak menulis detail.
Hmmm..oke, mari mencoba menulis singkat. Dan satu hal yang penting adalah istiqamah menulis (duh, ini kan indikator dalam penelitian saya, kok jadi nongol disini, kenapa juga jari-jari saya ngetik itu).
Kalau begini saya jadi mikir, detail dan bertele-tele (dalam kasus saya) jadi beda tipis deh? :(
Comments
Post a Comment