Beberapa saat yang lalu saya pernah berpikir bahwa doa (yang menurut saya remeh) cepet sekali terkabulnya. Misalnya, saya pingin makan nasi padang lauk rendang. Eh, ndilalah hari itu juga ibuk pulang kerja bawa nasi padang lauk rendang dan diberikan kepada saya. Padahal saya tidak meminta beliau untuk membelikan nasi padang lauk rendang.
Kejadian seperti itu tidak hanya sekali terjadi, beberapa kali sudah terjadi. Tidak hanya dengan ibuk, tetapi juga dengan pihak lain. Pernah juga saya sedang puasa dan ingin makan ayam bakar dekat tempat kerja. Lha kok ternyata hari itu saya mendapat nasi kotak ayam bakar tersebut dari kampus.
Pernah juga saya kepikiran untuk membeli payung yang bisa dilipat, sehingga bisa saya bawa kemana-mana dan praktis. Saya selalu menunda untuk membeli payung tersebut dengan alasan belum butuh-butuh amat. Hingga suatu hari saya donor darah dan mendapat souvenir payung yang bisa dilipat. Sesederhana itu harapan saya terkabul.
Pernah juga saya kepikiran untuk membeli payung yang bisa dilipat, sehingga bisa saya bawa kemana-mana dan praktis. Saya selalu menunda untuk membeli payung tersebut dengan alasan belum butuh-butuh amat. Hingga suatu hari saya donor darah dan mendapat souvenir payung yang bisa dilipat. Sesederhana itu harapan saya terkabul.
Saya berpikir bahwa doa atau harapan saya yang remeh (menurut saya) cepat sekali dikabulkan, sedangkan dibeberapa doa tertentu rasanya penuh rintangan untuk mewujudkannya. Hari ini teman kantor bercerita bahwa dia mendapatkan kado yang memang dia inginkan. Saya bercerita kepadanya tentang doa saya yang remeh tersebut. Teman saya juga berpendapat yang sama bahwa seringkali doanya yang remeh bisa terwujud dengan cepat. Kemudian dia berkata bahwa mungkin kami berdoa (yang menurut kami remeh tersebut) dengan penuh keikhlasan. Dengan selalu berpikiran bahwa kalau memang tidak terwujud ya tidak apa-apa.
Sedangkan doa untuk hal-hal yang besar (menurut kami), bisa jadi kami terlalu memaksa dalam memintanya kepada Allah SWT. Mungkin kami berdoa tanpa disertai keikhlasan seperti kami berdoa pada hal yang remeh tersebut, sehingga doa tidak segera terwujud. Ya, mungkin ini anggapan kami saja doa tersebut lama terwujud. Padahal, bisa jadi apa yang baik menurut kita, belum tentu baik dimata Allah SWT, sehingga Allah akan menggantikan dengan yang lebih baik lagi, dimana juga butuh waktu/proses untuk memberikan kepada kita.
Hal-hal seperti ini membuat saya berpikir bahwa mungkin Allah sedang menunjukkan bahwa untuk doa atau harapan yang menurut saya besar, saya juga harus berdoa seperti doa saya yang remeh, yaitu berdoa dengan keikhlasan. Meskipun pada praktiknya sangat susah :')
Mari dicoba, doa dengan penuh keikhlasan pada doa yang berisi harapan-harapan yang besar.
Atau memang kita akan mendapatkan sesuatu yang kita harapkan ketika kita sedang tak mengharapkan/mencarinya lagi?
Atau memang kita akan mendapatkan sesuatu yang kita harapkan ketika kita sedang tak mengharapkan/mencarinya lagi?
Comments
Post a Comment