Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2016

Cerita Bapak

Saya merasa menjadi anak wedok paling beruntung karena punya bapak yang masih belum bosan memberikan nasehat. Meskipun kadang saya salah pengertian, kadang saya mikirnya bapak lagi ngomel ke saya :p Saya beruntung menjadi putri beliau, salah satunya adalah karena saya merasa bapak seperti kamus berjalan saya. Meskipun sering juga bapak akan menyodorkan buku biar saya baca sendiri hehe. Menurut bapak, apa yang dibaca sendiri akan lebih melekat diingatan daripada daripada lewat lisan (padahal dikasus lainnya ada anak yang lebih mudah mengingat dari apa yang dia dengar). Aslinya saya aja sih yang males baca haha. Kali ini saya akan cerita tentang salah satu nasehat bapak. Begini nasehatnya, Permasalahan di dunia ini bukan soal cepat atau lambat saja. Tapi yang penting bisa memaknainya dan tetap husnudzan, percaya bahwa segala hal ada maknanya. Jangan marah-marah dulu dan kecewa. Ya meskipun manusia cenderung sukanya marah-marah dahulu. Bapak lanjut bercerita, Rombongan SMP X mau

ZOOTOPIA: Secuil Review

Ada satu film yang ceritanya sederhana, tetapi bermakna, yaitu Zootopia. Zootopia menceritakan tentang seekor kelinci, Judy Hopps, yang mempunya cita-cita menjadi polisi (saya lupa istilah polisi difilm tersebut). Orang tua Judy pada awalnya ingin Judy mengikuti jejak kedua orang tuanya sebagai penjual wortel, tetapi orang tua Judy akhirnya mendukung impian Judy. Judy adalah seekor kelinci yang pada awalnya diragukan kemampuannya di kantor kepolisian di Zootopia, tetapi dengan effort -nya yang tinggi dia berhasil membuktikan bahwa dia bisa. Oh ya, saya jadi suka banget dengan soundtrack zootopia ini. Ada satu bagian yang favorit banget dari film ini. source of this image Hidup itu tak semudah kita mengedipkan mata. Kita punya keterbatasan yang terkadang membuat kita berbuat kesalahan. Terkadang orang lain terlalu menutup mata dengan keterbatasan kita, atau bisa dibilang maunya melihat kita menjadi sosok yang sempurna. Dan itu melelahkan, bukan? Karena kita hanyalah man

POSTCARD

Halo semua, Saya mempunyai kegemaran yang bisa dibilang udah nggak  kekinian banget lah, karena ini eranya social media . Era dimana berkirim pesan sungguh sangatlah mudah dan real time . Ada gambar bagus, 'cekrek', kirim via messanger  ke orang lain, grup, atau posting  di instagram atau path. Ada satu hal yang masih membuat saya senang, yaitu POSTCARD. Saya suka penasaran dengan tampilan feedjit (live traffic feed) , ada yang buka dari kota-kota lain di Indonesia, bahkan ada dari luar negeri (meskipun saya mikirnya pasti orang Indonesia atau bule yang bisa bahasa Indonesia *ge-er karena tulisan saya di blog ini berbahasa Indonesia). Siapa sih yang bersedia membaca tulisan yang masih belum jelas arahnya ini hehe. Andai aja ya mereka mau kiriman postcard dari berbagai daerah. Saya menyukai postcard sejak SMP. Waktu itu saya hanya suka membeli postcard di toko buku atau ketika sedang diluar kota. Waktu itu saya belum berpikir untuk mengirim postcard kemana gitu. Hing

Reborn

Sebagian orang menggunakan momen tahun baru masehi ataupun hijriah sebagai titik balik mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik, menyusun target-target baru, dan mencoreti target yang sudah tercapai. Saya termasuk sebagian orang lainnya yang menggunakan momentum habisnya Ramadan sebagai titik  reborn. Meskipun Ramadan tahun ini saya merasa kurang maksimal (kurang banget). Semoga saya masih bisa bertemu Ramadan tahun depan dengan kejutan-kejutan lainnya. Dan tentunya saya mulai menyusun harapan-harapan baru yang tidak hanya sebatas harapan, tetapi harus direalisasikan. Karena ini masih bulan syawal, saya memohon maaf atas segala salah dan khilaf. Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Amiin.

Dibalik Judul Tugas Akhir

Saya berjanji pada diri saya sendiri untuk segera menuliskan ini setelah tugas akhir  rampung . Topik tesis ini sangat jauh dari topik skripsi saya. Agak jauh juga dari konsentrasi jurusan yang saya ambil, tapi masih ada hubungannya, kok . Topik tesis saya tentang leadership . Hmm...entah anda akan menilai saya seperti apa. Saya menuturkan ini dari kacamata saya dan tentunya beberapa teman merasakan hal yang sama. Dulu, saat saya memutuskan resign dari tempat kerja pertama, saya terpikirkan untuk mengambil topik penelitian tentang kepemimpinan. Saat itu saya mulai sering membandingkan tentang kepemimpinan di kantor cabang saya yang lama, dengan yang baru. Jujur saja, salah satu alasan saya resign adalah karena pimpinannya (bukan alasan yang paling utama dan urgent  sih). Saya berpikir mungkin karena ini cabang baru makanya pimpinannya bertindak seperti itu. Tapi, saya berpikir lagi, bukannya ini cabang baru, pimpinannya harus ekstra kerja keras dong untuk membangun cabang. Bukan