Skip to main content

Simple Story From Bu Sri Kambing

Suatu hari, saya diajak bulek/tante wawancara didaerah Lombok Tengah. Bayangin BIL (bandara Internasional Lombok) aja jauh dari Mataram, apalagi ini belum tau persis tempatnya dimana, jadi lah kami berdua mengurungkan niat bawa mobil, disamping karena tidak tau medan, tidak tau entah nanti gangnya sempit mobil bisa masuk apa tidak, juga biar simple ketika nanya ke penduduk sekitar.

Eeng iing eeng, tempatnya lebih jauh dari BIL, malah melewati BIL. Dulu, kalau lewat BIL bawaannya pingin pulang. Setelah nanya sana sini, akhirnya sampai ke rumah Bu Sri kambing ini. 

Namanya Bu Sri, tapi terkenal dengan Bu Sri Kambing. Panggilan dengan embel-embel kambing didapat karena beliau berjuang untuk menghidupi anak-anaknya melalui ternak kambing. Suaminya seorang PNS yang gajinya tidak mencukupi kehidupan keluarganya. Pada suatu hari seorang anaknya memecah celengannya dan putra beliau dengan sangat sukarela membelikan uang tabungannya tersebut untuk membeli kambing. dari situlah bermula kegiatan Bu Sri sebagai penggembala kambing. Yang menarik adalah Bu Sri memperlakukan kambing peliharaannya layaknya manusia, jika sakit juga diberikan obat yang sama untuk manusia, diberikan susu layaknya bayi. Hingga lama kelamaan kambing-kambing semakin banyak dan ada seekor kambing yang dari tingkah lakunya mengisyaratkan dia menyayangi Bu Sri layaknya ibunya sendiri.

Berkah dari ternak kambing ini adalah Bu Sri mendapatkan tambahan penghasil hingga bisa menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang tinggi. Pada mulanya, Bu Sri mendapat banyak cemohan dari tetangga, namun lama kelamaan para tetangga banyak juga yang menanyakan tips merawat Kambing. Bu Sri pun lama kelamaan semakin berjaya hingga beliau mempunyai semacam paguyuban. Dalam paguyuban tersebut ada peraturan yang melarang menjual kambing kalau jumlah kambing di kandang kurang dari 3 ekor. Selain itu, kalau mau menjual kambing harus lapor ke koordinator.

Kegiatan beternak bu Sri ini begitu inspiratif karena dianggap mampu mengangkat derajat baik diri sendiri dan keluarga, juga mengangkat derajat wanita lain yang masuk di paguyuban (kelompok ternak). Perlu diketahui, banyak istri yang ditinggal suami sebagai TKI di luar negeri, mereka ini diberdayakan oleh Bu Sri melalui programnya tersebut. Penghargaan pun mulai datang ke Bu Sri Kambing.

Sebenernya masih ada cerita lagi mengenai sistem bagi hasil Bu Sri ini kepada kelompok ternaknya. Tapi saya agak-agak lupa, maklum waktu itu saya cuma dengerin tanpa nyatet. Bu Sri ini pribadinya juga ramah, beliau berulang kali mengajak kami makan terlebih dahulu, tapi dengan berat hati kami menolak dengan halus karena kami mau meliput nasi balap puyung. Bahkan, selang beberapa hari setelah wawancara pun Bu Sri masih sms mengajak keluar bersama.

Sayangnya, dokumentasi bersama Bu Sri ini tidak terlalu banyak. Waktu tante wawancara saya sungkan mau jepret-jepret karena beliau bercerita hingga berkaca-kaca dan membuat kami terharu.



Begitulah perjuangan seorang istri demi kelangsungan hidup keluarga. Tak hanya bermanfaat bagi keluarganya, Bu Sri juga mengangkat derajat tetangganya. Saya jadi ingat suatu hadist yang mengatakan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Huuuaa, kalau gini jadi meraba diri sendiri, sudah ngapain aja saya ini? :(

Comments

Popular posts from this blog

Perjalanan PCPM BI 2016 (PCPM 32)

September 2016 Beberapa grup mulai bertebaran informasi adanya rekrutmen BI ini. Entah kenapa saat hari pertama dibukanya lowongan PCPM ini saya langsung daftar, padahal biasanya saya daftar pada hari kesekian. Begitu daftar waah saya dapat nomor registrasi udah ratusan aja. Wajar aja sih, BI masih menjadi idola, tak heran yang registrasi hingga 86rb sekian (info dari pihak PPM saat seleksi potensi dasar. Berikut timeline yang saya capture dari website PPM. Alhamdulillah lolos dari seleksi administrasi. Saya mendapat jadwal untuk mengikuti seleksi potensi dasar pada hari Sabtu tanggal 24 September 2016, shift 2 (pukul 11.00). Tanggal tersebut bertepatan dengan jadwal wisuda. Saya telepon pihak PPM untuk reschedule  pada hari berikutnya yaitu Minggu. Alhamdulillah diizinkan dan saya disuruh datang pagian jam 6.30 (karena saya meminta ikut shift 1 hari tersebut). Waktu itu saya udah pasrah banget, kalau dikasih izin ikut tes hari berikutnya ya Alhamdulillah ...

Welcome to the Jungle [2 of 2]

Mood nge-blog sedang baik. Jadi lumayan deh, nambah postingan. Masih seputar "Welcome to the Jungle". Kalau dilihat dari kondisi sekarang, kalau saya gak bersyukur, rasanya saya kebangetan sekali. kalau diitung dari masa selesai wisuda, Alhamdulillah, saya nganggur sekitar 2 bulanan, lalu dapat pekerjaan nan jauh disana *alay Kata Dahlan Iskan " Setiap Orang Punya  Jatah  Gagal,  Habiskan Jatah Gagalmu  ketika Kamu masih Muda" Err...sebenernya saya tau quote ini bukan dari baca atau liat sendirinya, tapi denger dari salah seorang teman. Kalau dihitung, Saya mengirim CV ke berbagai perusahaan udah lebih dari 60. Serius lho!! gara-gara quote itu sih, gagal tes disini, saya kirim lamaran lagi ke perusahaan yang lain. Gagal ditahap interview, saya kirim lamaran lagi ke perusahaan lain. Udah psikotes, udah interview, trus gak ada kabar sama sekali, rasanya itu... T.T Memang sih, gak semua perusahaan gak ngasih kabar, ada beberapa perusahaan yang mengirim s...

Jalan-jalan ke Depo Pasar Ikan Sidoarjo

Kalau mau jalan-jalan ke Sidoarjo enaknya kemana? Sering bingung kalau ditanya kalau ke Sidoarjo enaknya kemana. Saya ada usul. Kalau ke Sidoarjo ke Depo Pasar Ikan yuk! Apa? Pasar ikan? Ya, benar. Sebagai arek darjo  asli (lahir di Sidoarjo, bahkan ibu dan bapak juga asli Sidoarjo) harus pernah dong mengeksplorasi tempat-tempat seperti ini, biar tidak dipertanyakan ke-Sidoarjo-annya. Suatu hari ada teman datang dari kota lain ke Sidoarjo, saya sebagai arek darjo  bingung juga mau ngajak jalan kemana. Akhirnya saat itu saya mengajaknya ke Sentra Tas Tanggulangin dan ke Indah Bordir. hehehe. Fyi , Indah Bordir itu salah satu 'surga' belanja pakaian wanita dan pria (mungkin lebih tepat bagi wanita). Benar saja, teman saya pingin diajak lagi kesini padahal dia udah borong beberapa potong baju. Duh , ngelantur. Kembali lagi ke Depo Pasar Ikan. Dimana tempatnya? Jalan Lingkar Timur, Sidoarjo. Berada di km berapanya saya juga tidak hafal, browsing sana sini belum...