What irritate you in the opposite
sex/same sex?
Apalagi ya? Saya lumayan terganggu dengan perokok. Apalagi setelah meninggalnya paman saya, saya semakin berusaha menghindari asap rokok. Anda boleh merokok di tempat yang disediakan, tetapi jika di tempat yang jelas ada larangan merokok, tetapi anda tetap merokok, duh teganya. Saya pernah pengalaman menegur orang yang merokok dalam kendaraan umum. Saat itu tahun 2009 seingat saya. Saya naik 'bison' (elf) karena saat itu saya belum mengenal naik kereta dari Surabaya-Sidoarjo. Apesnya saya naik 'bison' yang sudah lumayan penuh penumpangnya (segi positifnya sih cepet berangkat dan nggak lama ngetem). Nah, di dalam 'bison' ada satu deret bangku yang sudah di booking penjual sayur. Jadi satu bangku isinya sayur. Bau sayur memang segar, tapi bayangkan setumpuk sayur hijau di dalam 'bison'. Alamak, lama-lama bikin pusing. Beberapa saat kemudian ada satu orang mulai menyalakan rokoknya. Saya mulai nggak nyaman. Nutup hidung terus juga nggak enak (dan nggak bawa masker celakanya). Lalu saya nyeletuk, "pak, rokoknya dimatikan ya". Lalu si bapak yang ngerokok marah-marah. Saya disuruh naik kendaraan lain kalau nggak mau kena asap rokok. Saat itu saya merasa perokok itu egois karena cuma mikir enak untuk dirinya sendiri. Meskipun nggak semua perokok seperti itu, ada juga yang toleran nggak merokok dalam situasi-situasi tertentu yang membolehkannya merokok.
Jarang banget ketemu orang yang nggak merokok (laki-laki). Bapak saya bukan perokok. Tetapi dalam keluarga tentu saja ada yang merokok (pak de, paman, dan lainnya). Dulu, di kantor saya yang dahulu, hampir setiap laki-laki disana perokok dan mempunyai tempat khusus untuk merokok bersama. Bahkan saat makan bareng di tempat outdoor, asap rokok tak terhindarkan. Disitulah jika ada kesempatan, saya pindah ke tempat yang jauh dari asap rokok. Lama-lama saya mikir, seandainya jodoh saya perokok gimana ya T.T Ya Allah semoga saya bertemu dia yang bukan perokok ataupun kalau perokok nantinya mau berhenti :')
Comments
Post a Comment