Day 9 - Nicknames and how you got them
Nama lengkap saya Elfira Maya Adiba. Sejak kecil saya dipanggil Ema, yang merupakan singkatan dari nama lengkap (ambil huruf depannya saja disetiap 3 kata). Panggilan ini tetap terbawa hingga sekarang. Di sekolah hingga kuliah dipanggil Ema. Cuma beberapa guru memanggil saya Elfira.
Dulu, saat saya masih TK, pak lik memanggil saya Emon, tetapi panggilan itu tidak berlangsung sampai sekarang. Seingat saya, saat itu pak lik memanggil setiap keponakannya dengan panggilan kecil kesukaannya sendiri. Misalnya Mbak Nola dipanggil Nolet (ini juga nggak ada filosofinya kenapa dipanggil gitu). Mas Deni dipanggil Sabar (kabarnya ada orang namanya Sabar yang sifatnya kayak mas sepupu ini). Adik saya Iin dipanggil I'on atau Oon.
Ketika saya bekerja, dilembar CV yang diberikan perusahaan ada kolom nama panggilan. Saya mengisinya Ema / Elfira, tetapi orang-orang kantor lebih memanggil daya Elfira (mungkin karena bagian SDM pertama kali mengenalkan saya dengan Elfira). Begitu pindah ke cabang Madiun, panggilan Elfira tetap tersemat. Ada sih salah satu teman kerja lama-lama panggil saya Firong atau Pirong (nah ini sih dia asal panggil gitu aja).
Satu lagi, hampir kelupaan, saya juga memiliki nickname Emay. Yang memanggil ini adalah teman-teman SMA saya. Saya lupa detail sebabnya. Seingat saya sih dulu waktu SMA ada tren tertentu memanggil nama belakang ditambah ay, misalnya Dina menjadi Dinay atau Dayna. Tukha menjadi Tukahi.
Jadii begitu deh nickname yang saya punya. Nggak kerasa udah hari ke-sembilan. Cepet juga ya. See you :)
Nama lengkap saya Elfira Maya Adiba. Sejak kecil saya dipanggil Ema, yang merupakan singkatan dari nama lengkap (ambil huruf depannya saja disetiap 3 kata). Panggilan ini tetap terbawa hingga sekarang. Di sekolah hingga kuliah dipanggil Ema. Cuma beberapa guru memanggil saya Elfira.
Dulu, saat saya masih TK, pak lik memanggil saya Emon, tetapi panggilan itu tidak berlangsung sampai sekarang. Seingat saya, saat itu pak lik memanggil setiap keponakannya dengan panggilan kecil kesukaannya sendiri. Misalnya Mbak Nola dipanggil Nolet (ini juga nggak ada filosofinya kenapa dipanggil gitu). Mas Deni dipanggil Sabar (kabarnya ada orang namanya Sabar yang sifatnya kayak mas sepupu ini). Adik saya Iin dipanggil I'on atau Oon.
Ketika saya bekerja, dilembar CV yang diberikan perusahaan ada kolom nama panggilan. Saya mengisinya Ema / Elfira, tetapi orang-orang kantor lebih memanggil daya Elfira (mungkin karena bagian SDM pertama kali mengenalkan saya dengan Elfira). Begitu pindah ke cabang Madiun, panggilan Elfira tetap tersemat. Ada sih salah satu teman kerja lama-lama panggil saya Firong atau Pirong (nah ini sih dia asal panggil gitu aja).
Satu lagi, hampir kelupaan, saya juga memiliki nickname Emay. Yang memanggil ini adalah teman-teman SMA saya. Saya lupa detail sebabnya. Seingat saya sih dulu waktu SMA ada tren tertentu memanggil nama belakang ditambah ay, misalnya Dina menjadi Dinay atau Dayna. Tukha menjadi Tukahi.
Jadii begitu deh nickname yang saya punya. Nggak kerasa udah hari ke-sembilan. Cepet juga ya. See you :)
Comments
Post a Comment